Tips Meredakan gaduh di Kelas: Puisi Bersahut #1 - Fauziah Rachmawati | Pendidik dan Penulis

Breaking

Iklan

Senin, 05 Juni 2017

Tips Meredakan gaduh di Kelas: Puisi Bersahut #1



Semua guru pastinya pernah mengalami yang namanya kelas gaduh. Siswa sibuk dan mengobrol sendiri.saat saya mengalami hal itu, saya coba membuat puisi di papan tulis dan meminta mereka menjawabnya. Istilahnya puisi bersahut.
Hasilnya… Alhamdulillah anak-anak tenang dan mulai merangkai kata.

Puisi saya 

Ada yang berbeda saat kalian mengesampingkan ibu
Sebuah rasa kehilangan dan ingin diperhatikan
Satu rasa yang ibu ingin kalian mengerti
Rasa cemburu saat kalian memindahkan pasar dalam kelas ibu

Puisi anak-anak


Raka:
Meneteskan air mata
Dan cemburu ibu tiada
Mengerti kau yang terbaik
Dan bagaikan surgaku

Oh ibu, kau memang yang paling kusayang
Aku mengerti maksudmu
Jangan lupakan aku
Dan aku akan terus mengingat jasamu
Hingga akhir hayatku

Bagaimana kuharus membalas itu
Dengan berdoa untukmu sepaya masuk surga


Azizah:
Baiklah guruku
Guruku yang telah mengajarku selama bertahun-tahun
Maafkanlah kesalahnku, selama ini
Kesalahanku mungkin sangatlah banyak
Tapi hanya satu yang paling sering
Yaitu ramai di kelas
Tapi kau tetaplah sabar
Terimakasih guruku
Terimakasihku untukmu

Maurice:
Saat ketika engkau merengut
Terasa rasa yang engkau rasakan
Di hatiku engkau tersambung padaku
Maafkan aku
Bila selama ini engkau merasa dialihkan
Bila aku membuatmu sedih

Jangan cemburu
Aku akan mengubah segalanya
Mulai dari sekarang
Aku bisa mengubahnya

Terimakasih
Atas semua kasih sayangmu
Semoga engkau suksesmenjadi yang terbaik

Terimakasih sekali lagi
Engkau adalah surgaku
Di hatiku engkau adalah yang terbaik bagiku

Ayolah jangan cemburu kembali
Atau meneteskan air mata
Semua ini untukmu
Terkadang kau cemburu
Tapi aku di hatimu


Hilmi:
Bu guru, aku berjanji
Aku takkan membuatmu sedih
Guruku, kau guru yang kusayangi di dunia
Dan kaulah guru tercintaku
Oh, ibu kau sudah berjuang demi mengajar kami
Dan mendidikku
Terimakasih guruku
Kau sangat baik sekali



Ais
Maaf kalau aku mengesampingkanmu
Aku hanya ingin sendiri
Aku tidak akan mengulanginya lagi
Terimakasih guruku


Saif
Guruku, aku akan mematuhimu dan aku akan mendengarkanmu.
Maafkanlah aku guruku
Aku tidak akan mengulanginya lagi
Dan aku tidak nakal lagi


Fayyas
Tidak, kami tidak seperti itu.
Kami ke sekolah untuk menambah ilmu.
Kami sekolah bukan untuk bermain
Kami akan mendengarkan jika Ibu menerangkan



Aura
Ibu, maafkan aku kalau aku punya salah
Ibu, aku tahu rasa hatimu saat kau bersedih
Dan ibu selalu bahagia saat keadaan senang.
Aku ingin semua guru tertawa
Dan aku ingin menjadi guru sepertimu yang hebat



Eca
Maafkan aku
Aku merasa bersalah padamu
Aku sangat menyesal
Apakah kau memaafkanku?
Aku tidak akan mengulangin hal itu lagi

Aku akan patuh kepadamu


Boleh juga ternyata kemampuan menulis anak-anak. Alhamdulillah kelas menjadi kondusif kembali. oiya, saya lupa ini puisi ketika meraka kelas berapa. Iseng saya buka folder jaman dahulu, tak sengaja menemukan file ini. 

15 komentar:

  1. ah pinter-pinter bikin puisinya. dulu seumuran mereka, aku belum bisa nulis puisi seperti itu wkwkwk

    BalasHapus
  2. Puisinya bagus-bagus itu mbk utk ukuran usia muridnya. Pemilihan kata nya juga keren lho

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang angkatan pertama ini dah terbiasa nulis sejak kelas 1 Mb.. puisi ini lupa.. pas kelas berapa . Kl g salah aku 3 kali jadi wali kelas mereka..

      Hapus
  3. Keren euy kecil2 dah pada bisa bikin puisi

    BalasHapus
  4. Kreatif ya cara meredakan gaduh nya. Plus anak-anak sambil belajar merangkai kata.

    BalasHapus
  5. Pernah ngajar di FLP Kids Surabaya takjub juga akan kemampuan imajinasi dan menulis anak2 yg kadang suka gak kepikir :D
    Kalau diasah pasti baik sekali :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak.. sepakat Mbak April... perlu diasah..:)

      Hapus
  6. Subhaanalloh.. kerren ya.. bu gurunya jg sangat kreatif mengalihkan kegaduhan kelas. Sukses ya bu Fauziah. Kl boleh share spt apa proses puisi bersahutnya. Apakah setiap anak bergantian membalas puisi di papan tulis, atau diucapkan langsung, atau menulis di kertas dan dikumpulkan atau bgmn?
    Sangat inspiratif.. Terima kasih

    BalasHapus
  7. Subhaanalloh.. kerren ya.. bu gurunya jg sangat kreatif mengalihkan kegaduhan kelas. Sukses ya bu Fauziah. Kl boleh share spt apa proses puisi bersahutnya. Apakah setiap anak bergantian membalas puisi di papan tulis, atau diucapkan langsung, atau menulis di kertas dan dikumpulkan atau bgmn?
    Sangat inspiratif.. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih telah berkunjung ke lapak saya Bu Lilik..
      puisi bersahut dalam bentuk tulisan.. saya menulis satu puisi di papan tulis, anak-anak membalas.. jadi satu puisi mendapat beragam balasan dari siswa

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya