Merokoklah, Jika Ingin Kau dan Sekitarmu Sakti - Fauziah Rachmawati | Pendidik dan Penulis

Breaking

Iklan

Kamis, 02 Agustus 2018

Merokoklah, Jika Ingin Kau dan Sekitarmu Sakti


Merokoklah Jika Ingin Kau dan Sekitarmu Sakti



Saat bepergian, di dalam angkot, di mall, atau dimana saja saya selalu mencari tempat yang bebas asap rokok. Alasannya simple, karena langsung batuk, nggak nyaman, dan merasa sesak bila menghisap asap rokok, apalagi yang merokoknya lebih dari 1 orang.

Ya, saya nggak ingin “sakti” alias sakit dan terjepit. Sakit karena akibat rokok dan terjepit ekonomi karena selalu ada pengeluaran rutin untuk rokok.

Saya pernah baca kalau sekali asap berhembus, ia dapat menempel di mana saja dan bertahan selama 3-4 jam. Satu orang saja anggota keluarga yang merokok, 6000 – 7000 zat kimia akan mencemari semua anggota keluarga. Sekalipun merokoknya tidak secara langsung di hadapan mereka. Keadaan pasti mempengaruhi kondisi mereka seperti terkena asma, mudah sakit, dan menghambat asupan zat gizi yang tidak dapat menyerap sempurna ke dalam tubuh.

Ini masih satu rumah, coba kalau dah di luar rumah dan asap itu menempel ke banyak orang. Bisa bau rokok dan sakit berjamaah.

Di bungkus rokok maupun di berita, tak jarang tulisan kalau merokok memungkinkan mengalami impoten (bagi laki-laki) dan sulit memiliki keturunan (bagi wanita). Apalagi jika wanita tersebut sedang hamil, maka ada kemungkinan janin memiliki berat badan rendah atau yang lebih mengerikan lagi adalah keguguran atau kelahiran mati.

Tak hanya itu, merokok juga bisa menyebabkan efek penuaan dini membuat mudah terkena virus penyakit, seperti flu, pilek dan beberapa penyakit lain.

Kalau sudah berbicara masalah bahaya, rasanya seperti gak ada habisnya karena saking banyaknya. Dari mulai penyakit yang umum dialami banyak orang hingga penyakit parah yang membutuhkan perawatan khusus.

Tapiiiii.. kok ya nggak takut dengan bahaya tersebut. Bahkan di bungkus rokok juga udah terpasang gambar yang mengerikan tentang dampak-dampak yang ditimbulkan.
Tapi ya, orang yang merokok itu seperti orang jatuh cinta. Sulit memutus rantai ketergantungannya. Selain kemauan kuat dari dirinya sendiri.

Merokoklah, Jika Ingin Kau dan Sekitarmu Sakti

Dampak lain dari di atas dan menambah ilmu baru bagi saya adalah saat mendengar talkshow #RuangPublikKBR serial #RokokHarusMahal edisi ke-7, hari Rabu, 25 Juli 2018 pukul 09.00 di seluruh jaringan radio KBR.

Talkshow Serial #RokokHarus menghadirkan 2 narasumber, yaitu:
1.     Dr. Bernie Endyarni Medise, SpAKMPH sebagai Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
2.    Teguh Dartanto, PhD, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Dalam acara itu dijelaskan stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak Penyebab anak stunting dikarenakan mal nutrisi yang kronis. Kekurangan zat gizi yang berkepanjangan menyebabkan tubuh anak-anak tidak dapat tumbuh dengan semestinya sehingga mengganggu fungsi kognitif anak. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tubuh yang pendek, rentan terkena penyakit, dan memiliki kecerdasan dibawah rata-rata. Persoalan stunting bukan sekedar perkara pemendekan badan semata, namun juga mal nutrisi yang kronis. Pada janin asap rokok dapat mempengaruhi fungsi otak.

Dari segi penampakan secara langsung, memang tak terlihat seorang anak mengalami stunting karena secara genetik tinggi badan anak berpengaruh pada kondisi orang tuanya.
Namun yang lebih nampak jelas, keluarga dengan anggota perokok aktif dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak.

Jadi dapat disimpulkan ada 2 penyebab terbesar rokok menyebabkan stunting, yakni:
1.     kurangnya nutrisi anak karena uang untuk membeli makanan bergizi anak-anak teralihkan untuk membeli rokok
2.    Asap rokok berpengaruh pada asupan penyerapan makanan

Ciri-ciri anak mengalami stunting antara lain:
1.     Memiliki perawakan pendek dan tinggi badannya dibawah minus 2 standar devisiasi kurva WHO
2.    anak rentan terkena penyakit
3.    Kecerdasan yang rendah biasanya bersifat permanen

Rokok Harus Mahal
Saya setuju dengan kenaikan harga rokok. Harga rokok yang semakin tinggi akan membuat para perokok berpikir dua kali untuk membelinya terutama di kalangan pelajar karena selama ini mereka masih bisa membeli dalam bentuk eceran yang harganya 1000/batang.

Uang saku murid di SD saya aja sekisar 5.000. apalagi SMP dan SMA yang memiliki kecenderunganingin mencoba. Harga 1.000 pasti bukan harga yang mahal bagi mereka.

Selain itu, akses yang mudah dalam mendapatkan rokok membuat jumlah perokok muda makin bertambah. Sebaiknya pemerintah memperketat aturan tidak menjual rokok dalam bentuk eceran dan mendenda toko/lapak yang menjual rokok pada anak di bawah umur.

Saya ingat kata Mutiara yang mengatakan “jika kita tidak bisa mengubah dunia. Mulailah dari hal yang dekat yaitu diri sendiri dan keluarga”. Untuk orangtua yang masih merokok, mari dihentikan jika masih sayang dengan masa depan anak-anak dan tidak ingin “sakti” alias sakit dan terjepit. Anak-anak kelak akan menjadi generasi harapan bangsa. Jangan rusak mimpinya sejak dini.

Kampanye ini mengajak siapa saja untuk mengisi petisi yang akan mendukung gerakan 1000 perempuan dengan membuka www.change.org/rokokharusmahal.


22 komentar:

  1. Setuju. Rokok harus mahal pakai banget, biar tukang becak nggak beli

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul bang ali...ndak tega kalau pendapatan dibuat beli rokok

      Hapus
  2. Bener banget, aku jadi miris klo liat orang-orang kelas bawah itu merokoknya kuat. Rugi!

    BalasHapus
  3. Rokok harus mahal banget harganya biar perokok mikir buat belinya

    BalasHapus
  4. Sepakat, karena dikasih warning yang paling 'Jeleger'seperti "rokok dapat membunuhmu" tetap belum bisa membuat perokok jera, jadi mending harga rokok aja yang dinaikin setinggi langit.
    Karena biasanya kalau harga naik, orang kan bakal mikir2 lagi untuk belinya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak.. udah banyak cara belum berhasil.. semoga setelah menaikan harga rokok, pemakainya berkurang...

      Hapus
  5. Sakit dan terjepit ekonomi, siapa yang mau? Plis, berhenti merokok bagi kamu yang masih mengisapnya. Mudah2an peredaran rokok juga semakin diperketat.

    BalasHapus
  6. Sedih banget ya jadi sakti gegara egois merokok hiks...miriiis..

    BalasHapus
  7. Tetangga aku barusan meninggal akibat perokok pasif

    BalasHapus
  8. aku setuju bangeet rokok mahal. rokok harus mahal bangeeeet bangeeet!

    BalasHapus
  9. Rokok memang tak hanya berbahaya buat kesehatan ya tapi buat keuangan keluarga juga. Ini yang nggak dipikirin para perokok itu

    BalasHapus
  10. Dr. Bernie dokter spesialis tumbang favorite 😍

    BalasHapus
  11. Sama banget,
    aku juga kalo nyium bau rokok langsung pusing tuju keliling.
    Pengen menegur tapi ga berani wkwk, menghindar aja dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk.. aku pernah dipelototin karena negur orang ngerokok.. sekarang diem aja.. paling ngasih kode tutup hidung

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya