Kadang kita sulit membedakan antara mentoring, coaching, konseling, training dan fasilitasi. Untuk mempermudahnya, mari kita analogikan.
1a Berikut analogi mentoring, coaching, konseling, training dan fasilitasi.
a.
Mentoring: pemandu dalam perjalanan. Bayangkan
kita sedang mendaki gunung ditemani mentor yang sudah mendaki gunung tersebut
sebelumnya. Mereka memberikan panduan, berbagi pengalaman, dan memberikan
arahan tentang rute terbaik untuk mencapai puncak (belajar dari pengalaman
mentor).
b.
Coaching analoginya seperti pelatih dalam
olahraga. Pelatih memberikan arahan yang spesifik, memantau kinerja kita,
memberikan umpan balik langsung, dan merancang rencana latihan yang ditargetkan
untuk meningkatkan keterampilan atau pencapaian kita.
c.
Konseling saya analoggikan dengan
dokter/terapis. mengalami masalah kesehatan emosional atau mental, dan seorang
konselor adalah seperti seorang dokter yang membantu menganalisis gejala,
memberikan diagnosis, dan meresepkan "obat" atau strategi untuk
meningkatkan kesehatan kita
d.
Training analoginya seperti mengikuti kursus, di
mana instruktur memberikan materi, melakukan demonstrasi, dan memberikan
latihan praktis untuk meningkatkan keterampilan kerja.
e. Fasilitasi analoginya mediator dalam perundingan. Seperti seorang wasit dalam pertandingan olahraga, fasilitator membantu memastikan bahwa aturan diikuti, dan komunikasi berjalan lancar agar tujuan bersama dapat dicapai.
Saat membaca analogi di atas, pastinya kita pernah berperan sebagai coach, mentor, konselor, fasilitator, dan trainer. Berikut contoh penerapannya
a.
Sebagai coach
Saya
membuat program My Passion My Spirit untuk mengembangkan hobi dan potensi
murid. Saya memberikan umpan balik
konstruktif, menetapkan tujuan yang dapat diukur, dan merancang rencana
tindakan untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal. Saya akan berinteraksi
secara intensif dengan murid, memberikan dukungan dan bimbingan pribadi untuk
membantu mereka melewati tantangan dan mencapai tujuan mereka.
b.
Sebagai mentor
Saya berbagi pengalaman dan
pengetahuan dengan murid atau rekan guru. Saya membantu murid mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan, serta memberikan dukungan moral. Selain itu juga
memberikan nasihat berdasarkan pengalaman pribadi.
c.
Sebagai konselor
Saya menjadi pendengar aktif bagi
murid atau rekan guru yang mungkin menghadapi masalah pribadi atau profesional.
Saya memberikan dukungan emosional, membantu mereka mengidentifikasi sumber
stres, dan memberikan strategi untuk mengatasi tantangan.
d.
Sebagai fasilitator
Saya memimpin kelompok untuk
mencapai hasil tertentu. Memastikan agar semua anggota kelompok memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi, memoderatori diskusi, dan membimbing proses
keputusan kelompok. Saya bekerja untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
kolaborasi dan pencapaian tujuan bersama
e.
Sebagai trainer
Sebagai trainer, saya merancang dan
memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuan murid.
Saya menggunakan metode pengajaran yang beragam, termasuk presentasi,
demonstrasi, dan latihan praktis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya