Assesment Gaya Belajar - Fauziah Rachmawati | Pendidik dan Penulis

Breaking

Iklan

Jumat, 11 Januari 2019

Assesment Gaya Belajar




Hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang..
Rutinitas sejak saya SD sampai SMA adalah menulis pengalaman liburan.. Terus cerita,,, Seringnya agenda awal masuk sekolah seperti ini ... heheh
Sekarang ketika jadi guru? Iya.. masih begitu... cuman ada tambahannya..
Hari ini saya coba menggali potensi siswa lewat gaya belajar. Jadi anak-anak mendapat 50 soal untuk mengetahui mereka masuk gaya belajar yang mana...Sebenarnya gaya belajar siswa bisa dilihat dari kebiasaan sehari-hari. Tapi agar lebih sreg, ada beiknya mengerjakan tes.
Setelah itu kami bahas satu persatu. Anak-anak cekikian.. "iya itu aku hahaha.." semacam pengakuan diri.
Lanjut ke pembentukan kelompok... agar seimbang... masing-masing kelompok terdiri dari anak dengan gaya belajar yang berbeda. Ada yang sama 1 atau 2 anak saja.
Mengapa tidak disendirikan per gaya belajar saja?
Karena dalam kamus saya, yang ideal adalah yang seimbang. Meski sulit pasti bisa.
Saya pernah uji coba ke diri saya sendiri. Jadi saya tuh mulai SD-kuliah memiliki gaya belajar dominan ke kinestetik. Nggak bisa diem! wkwkwkwk.. audio dan visual ganti-ganti dominannya.
Sampailah tahun 2010 lulus kuliah saya ikut tes. Alhamdulillah hasilnya hampir seimbang. kinestetik dan visual skor sama, sedang audio lebih 1 nomor.
Dari pengalaman ini saya merenungdan sadar kalau gaya belajar tidak salklek alias bisa berubah. Selanjutnya saya mencoba mendesain kelas dengan gaya belajar yang seimbang. Tidak 100% semua seimbang tapi alhamdulillah saya beberapa kali mendapat testimoni dari walimurid.
Misal saya pernah dapat murid visual banget. Nggak suka kotor, rapiiii, dan terstruktur. Alhamdulillah berjalannya waktu dia mulai suka gerak, main bola, ndak takut kotor, dan usil hehehe...
Prestasi? Alhamdulillah masih berada di atas... Karena sebelumnya belajar dan belajar..
Saya kasihan kalau anak kecil belajar dan belajar terus.. *guru macam apa ini? hehehe..
Maaf panjang dan tidak ada gambar.. tadi terlalu asyik di kelas sampai belum welfie ma anak-anak...
Ok bicara tentang gaya belajar, menurut Bobby De Potter, gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Seperti artinya, visual berarti melihat, audio berarti mendengar, dan kinentetik memiliki arti menyenangi belajar yang melibatkan gerakan.
1.    Visual
Karakteristiknya
a.      Lebih mudah mengingat dengan cara melihat daripada dengan mendengar
  1. Lebih suka membaca daripada dibacakan
  2. Berbicara dengan tempo agak cepat
  3. Cukup peduli dengan penampilan dan pakaian
  4. Lebih menyukai melakukan demonstrasi daripada pidato
  5. Sulit untuk menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis
  6. Tidak mudah terdistraksi dengan keramaian
  7. Suka menggambar apa pun di kertas
Cara belajar yang tepat untuk visual:
a.      Belajar dari gambar maupun video yang menarik
  1. Membaca buku yang tidak hanya tulisan saja tetapi juga memiliki ilustrasi
  2. Saat belajar bisa sambil lakukan doodling supaya lebih fokus
  3. Gunakan spidol warna-warni saat membuat catatan
  4. Membuat mind mapping untuk memudahkan belajar

2.   Audio
karakterisitiknya
a.    Lebih mudah mengingat sesuatu dari apa yang didengar daripada yang dilihat
  1. Senang mendengarkan
  2. Mudah terdistraksi dengan keramaian
  3. Kesulitan dalam tugas atau pekerjaan yang melibatkan visual
  4. Pandai menirukan nada atau pun irama suara
  5. Senang membaca dengan mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir mereka
  6. Biasanya merupakan pembicara yang fasih
  7. Mudah dalam mengingat nama saat berkenalan dengan orang baru
Cara belajar yang tepat untuk auditori:
  1. Dengarkan musik yang disukai
  2. Bisa merekam saat guru mengajar lalu dikemudian hari didengarkan kembali
  3. Apabila membaca buku, bisa sambil diucapkan dengan suara pelan untuk lebih mudah mengingat
  4. Mendengarkan materi yang diajarkan guru saat di kelas dengan seksama
  5. Belajar dengan diskusi bersama teman supaya lebih mudah memahami maupun mengingat materi
3. Kinestetik
Karakternya
a.      Menyenangi belajar dengan metode praktik
  1. Kadang kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita
  2. Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh seperti olahraga atau menari
  3. Saat berkomunikasi banyak menggunakan isyarat tubuh
  4. Menghafal dengan cara berjalan atau melihat
Cara belajar yang tepat untuk kinestetik:
  1. Saat mendapatkan materi belajar, bila memungkinkan segera coba praktikkan
  2. Belajar sambil melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya sambil berjalan atau sesederhana menjetikkan jari
  3. Melakukan eksperimen dari materi yang didapatkan dari guru
  4. Bisa mengunjungi tempat yang berhubungan materi di pelajaran, misalnya untuk pelajaran Sejarah bisa mengunjungi museum
  5. Mengikuti ekstrakurikuler seperti seperti Pramuka, karate, basket, dan lain-lain


Ilmu gaya belajar ini saya gunakan untuk pembelajaran di kelas. Jadi saya tidak melarang siswa gerak-gerak di kelas asal tidak mengganggu teman lainnya. Ya, karena gaya belajarnya kinestetik. Malah capek kalau disurih diem hahah. Apalagi seringnya sebagian besar murid saya adalah kinestetik. Bisa dibayangkan bagaimana hebohnya. Karena inilah saya selalu bikin program yang bikin mereka gerak.
Dulu sebelum ada assessment, saya coba-coba berhadiah. Owh anak ini visual, yang itu audio, dan yang banyak gerak adalah kinestetik. Namun coba-coba berhadiah ini tak sepenuhnya benar.
Saya pernah bertemu dengan siswa introvert, pendiam, dan anteng. Saya pikir dia audio visual. Lha ketika mengisi assessment ternyata kinestetik visual.
Saya coba gali, apa yang bikin dia tidak suka gerak. Dilarang banyak gerakkah? Karena sedikit gemuk kah? Kurang nyaman kah?
Saya sampaikan ini ke orang tua. Ketika les alhamdulillah guru les nya membuat beberapa mainan. Alhamdulillah beberapa minggu berjalan dia mulai cepat menangkap pelajaran. Ehm.. jadi selama ini mungkin gaya belajarnya kurang tepat jadi nilainya sering di bawah. Alhamdulillah setelah belajar dengan menggunakan gaya belajar yang tepat, ilainya mulai  meningkat.
Then? Bagaimana caranya agar gaya belajar seseorang bisa seimbang? inshaAllah di tulisan berikutnya ya… ini dah panjang, takut bosan hahahha.
Oiya, ini dia assesment yang diberi oleh teman, Bu Oriza… makasih Mom…
Assesment bisa klik di sini Assesment GayaBelajar Siswa

14 komentar:

  1. Wah betul Bu Guru Zie, saya setuju kalau pembelajaran itu jangan saklek. Butuh proses ya karena kadang penerimaan setiap siswa tidak sama.
    Wah keren deh ulasan tentang gaya belajarnya anak-anak. Jadi paham juga sama anak-anak kami. Thx ya mb infonya bermanfaat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama Mbak ernyk.. belum sepengalaman mbak..hehe

      Hapus
  2. Aku masih belum menemukan gaya belajar terbaik buat Syuna. Dia masih senang ketiganya dan belum ada yg menonjol, mungkin karena usianya baru 3 tahunan ya :D

    BalasHapus
  3. Anak sulung saya cenderung visual nih gaya belajarnya. Mungkin suatu hari dengan bertambahnya pengalaman, bisa sedikit kinestetik kali ya, Mbak. Soalnya anaknya emang anteng kalo udah ketemu buku, hehe.
    Info yg bermanfaat banget ini. Makasih ada panduan assessment juga. Sip

    BalasHapus
  4. Kembali kasih. Mudah mudahan bermanfaat

    BalasHapus
  5. Bener banget mbak dlm belajar gak bs monoton atau saklek, macam anakku yg kecil (homeschooling) dia paling gak bisa diam kalau belajar. Jadi belajar nya sambil bermain mobil2an, sambil memanjat dll. Lumayan emaknya sekalian olahraga he-he-he

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak.. tambah seru juga kalau banyak aktivitas hehe

      Hapus
  6. Gaya belajar anak-anak memang unik ya Mbak. Anak saya 3. Ketiganya punya gaya masing-masing, yang pertama kinestetik visual, kedua Visual, dan ketiga Auditory. Sehingga saat belajar sangat berbeda.

    BalasHapus
  7. Gaya belajarku kinestetik yang gakbisa kalau hanya duduk diam.Suamiku visual banget. Anakku satunya perpaduan visual-kinestetik dan satunya kinestetik, hahaha.... Menyenangkan sekali bisa mempelajari gaya belajar tiap anak ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. anak-anak.. banyak pelajaran yang bisa kita ambil

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya