Suku Tenger dan Gunung Bromo - Fauziah Rachmawati | Pendidik dan Penulis

Breaking

Iklan

Kamis, 16 Januari 2020

Suku Tenger dan Gunung Bromo

Suku Tenger dan Gunung Bromo


Suku Tenger dan Gunung Bromo
Arsyad Syahdan Athaillah

Liburan kali ini saya punya keinginan untuk bepergian ke gunung Bromo. Selain untuk melihat keindahan gunung dan kawah Bromo, saya ingin menjawab rasa penasaran mengenai keunikan suku tengger. Selama ini saya hanya mengetahui keunikan suku tengger dari media TV dan internet. Kali ini ingin rasanya mengetahui secara langsung dan nyata.

Pada hari Rabu, 25-12-2019 adalah saat yang tepat untuk pergi ke Bromo, karena abi sdang libur kerja. Saya kesana ditemani abi, ummi, adik, dan kakak sepupu. Kami berangkat pukul 05.00 WIB dan tiba disana pukul 07.00 WIB. Perjalanan menuju Bromo cukup menegangkan karena jalannya penuh dengan tikungan dan tanjakan.

Setelah sampai di tujuan, kami beristirahat di sekitar pangkalan jeep dan bergegas untuk sarapan pagi. Setelah rasa capek hilang, kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Teletubbies. Disana banyak kuda yang disewakan. Saya dan adik menunggangi kuda mengelilingi Bukit Teletubbies.
Suku Tenger dan Gunung Bromo


Selesai menunggangi kuda, saya mencoba bertanya kepada bapak pemillik kuda tersebut dan beliau bersedia untuk saya wawancarai tentang keunikan suku Tengger. Bapak Mardi namanya usianya menginjak 60 tahun. Kebetulan sekali bapak Mardi orang suku Tengger asli. Banyak pertanyaan yang saya ajukan kepada beliau, antara lain mengenai agama, sekolah, mata pencaharian, dan upacara adat suku Tengger Menurut informasi yang diberikan oleh bapak Mardi bahwa mayoritas penduduk suku Tengger menganut agama Hindu.

Pakaian yang mereka kenakan sama dengan kita tetapi ditambahkan kain sarung untuk menyelimuti badan. Disana sudah tersedia sekolah-sekolah mulai jenjang pendidikan SD hingga SMA/ SMK sehingga memudahkan untuk menempuh pendidikan. Sebagian besar penduduk suku Tengger bermata pencaharian sebagai petani sayur seperti sayur wortel, kentang, kubis, sawi, dll. Jika liburan seperti ini banyak penduduk yang melakukan pekerjaan sambilan di lokasi gunung Bromo yaitu sebagai sopir jeep, menyewakan kuda, dan menjual bunga edellweis. Dahulu penduduk mengambil bunga edellweis dari gunung dan sekarang sudah melakukan budidaya bunga edellweis.

Ketika panen sayur tiba, penduduk suku Tengger melakukan upacara ritual yang bernama upacara Kasada. Upacara ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur mereka terhadap hasil bumi yang diperoleh. Upacara ini hanya boleh dipimpin oleh satu orang Dukun Pandita untuk tiap dusun dan tidak boleh diwakilkan.

Puncak dari upacara ini yaitu mereka membuang sebagian hasil bumi ke dalam kawah gunung Bromo. Jika mereka mempunyai nadzar dan kelak terjadi, maka mereka akan melakukan upacara Kasada dengan berkorban hewan sapi, kambing, atau ayam yang dilemparkan hidup-hidup ke dalam kawah gunung Bromo. Ada lagi upacara Karo yang dilakukan ketika hari raya Hindu yaitu berkunjung ke rumah kerabat juga tetangga dan harus memakan makanan yang telah disediakan oleh tiap-tiap ruma yang dikunjungi. Itulah wawancara yang telah aku lakukan dengan bapak Mardi. Selesai wawancara saya banyak mengucapkan terima kasih kepada beliau.

Selesai itu saya dan keluarga melanjutkan perjalanan menuju kawah puncak gunung Bromo. Kami melewati lautan pasir terlebih dahulu. Disini yang menurut saya tantangannya paling ekstrim karena medannya penuh dengan pasir, sangat licin, dan luas sekali. Alhamdulilah akhirnya kami bisa melewatinya walaupun sering terpeleset dan hampir jatuh. Sampailah kami di tempat parkir dan kami mulai menuju kawah.

Ternyata disana kudanya lebih banyak lagi daripada di Bukit Teletubbies sampai-sampai ada pangkalan kuda. Kami tidak mau ditawari naik kuda karena ingin menaklukkan gunung Bomo dengan berjalan kaki. Kami berjalan mendaki dengan bersabar menahan panas dan rasa capek. Kemudian kami menaiki 245 anak tangga kecil dan 4 anak tangga panjang. Dan akhirnya sampailah kami di kawah puncak gunung Bromo. Alhamdulillah rasa penasaranku akhirnya terjawab juga. I like adventure...


Suku Tenger dan Gunung Bromo


Suku Tenger dan Gunung Bromo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya