MY QUARANTINE STORY - cerpen Amirotul Mujahidah - Fauziah Rachmawati | Pendidik dan Penulis

Breaking

Iklan

Jumat, 11 Juni 2021

MY QUARANTINE STORY - cerpen Amirotul Mujahidah

 

MY QUARANTINE STORY - cerpen Amirotul Mujahidah

MY QUARANTINE STORY

Amirotul Mujahidah

 

Hari ini adalah hari Sabtu tanggal 14 Maret. bisa dikatakan hari terakhir aku bersekolah.

“Yee! Besok libur!” kataku

“Eeit! Jangan seneng dulu! Masih ada banyak tugas sekolah lo!” kata Lia. Dia sahabat ku.

“Kan liburnya dua Minggu. Rencananya, satu minggu pertama aku akan nyelesaiin semua tugas. Terus satu minggu ke dua aku santai deh!”

“Terserah kamu dah Fan” katanya sambil tersenyum

“tapi walau libur, kamu tetep gak boleh jalan jalan loh! Nanti kamu kena corona, hati hati!”

“Iya Liii, iyaaa”.

Aku pun senang sekali menunggu libur. Aku sudah tidak sabar untuk rebahan di rumah selama dua minggu.

***

Pada hari minggu tanggal 15 Maret.

“Fanii! Katanya kamu mau nyelesaiin tugas kamuu!” teriak bunda.

“Iyaa bundaa!” jawabku

“Hari ini kan hari Minggu, jadi harusnya aku libur dong! Gimana kalo aku ngerjainnya besok aja? Jadi dari hari senin sampai sabtu aja sekalian. Pengganti sekolah. Hihi” bisikku dalam hati.

Kemudian aku bermain laptop.

***

Hari Senin tanggal 16 Maret aku bangun siang. Karena aku kembali tidur setelah sholat subuh. Aku pun main laptop lagi sampai sore.

“Fani! Kamu itu main laptop terus! Kasian matamu itu! Kerjakan pr mu sana!” suruh bunda.

“iya iya buun!” kataku dengan kesal.

Akupun mengerjakan tugas. Tugasnya susah sekali. jadi aku hanya mengerjakan 1 tugas.  Dan aku ingin tugas yang satunya dikerjakan besok saja. hari Selasa tanggal 17 Maret aku bangun siang lagi. hari ini moodku untuk mengerjakan tugas sedang naik. Aku pun mengerjakan 5 tugas!. keesokannya tanggal 18 Maret hari Rabu, aku kehilangan moodku untuk mengerjakan tugas. aku memaksakan diri untuk mengerjakan 2 tugas. Tapi  rasanya otakku lemoot banget.

***

Pada tanggal 19 Maret adalah hari Kamis. Aku tidak mengerjakan tugas apapun. aku ingin mengerjakannya hari Jum'at aja atau hari Sabtu. Aku  bosan. Lalu aku mencari cara membuat kerajinan tangan.  Tanggal 20 maret, hari Jum'at aku menyelesaikan tugasku. Tanggal 21 Maret hari Sabtu aku bosan di rumah.

“Bunda buat apa?” ucapku.

“Nih! Bunda buat jamu!” kata bunda sambil menyodorkan segelas jamu.

“Coba kamu minum ini. Jamu ini banyak vitaminnya. Agar tubuh kamu lebih kebal dari virus. Apalagi sekarang lagi wabahnya corona”lanjut bunda.

“Kok rasanya kayak eee jahe? Sama ada paitnya”

“Itu jamu terbuat dari jahe, kunir, sereh, temulawak, dan kayu manis. Cara membuatnya semua direbus menjadi satu. Direbus hingga sarinya keluar semua. Gitu...”

“Erk bunda ngapain pakai menjelaskan cara membuatnya sih? Hehe”

“Yaa biar kamu tahu aja”

Setelah itu aku meminum jamunya hingga habis. Rasanya Hangat di tenggorokan. Aku meminumnya saat pagi dan malam. Tubuhku terasa lebih hangat setelah aku meminum jamu itu.

***

Tanggal 22 maret aku bangun jam 06.30.

Pagi itu aku dipanggil bunda. ternyata bunda sedang berdiri di halaman belakang rumah. Atau bisa dikatakan bunda sedang berjemur. Dan bunda ikut menyuruhku berjemur juga. Kata bunda “berjemur 10 menit bisa mematikan virus dan kuman”.

***

Selama beberapa hari aku meminum jamu dan berjemur. Dan aku juga memakan buah buah yang dapat mencegah masuknya virus. Seperti buah pisang, jeruk, dan alpukat. Aku suka sekali memakan alpukat. Tapi yang sebenarnya aku tidak suka adalah sayur. Kalau wortel sih aku masih suka, tapi kalau sawi, kangkung, atau apapun itu aku tidak suka.

Bunda selalu bilang “sayur itu sehat! Jadi kamu harus makan sayur itu!”.

Apalagi kalau aku tidak mau memakannya, bunda selalu berkata “kamu mau sakit? Silahkan!”.

Aku jadi merasa kesal.

***

Hari Rabu tanggal 25 Maret aku lapar dan ingin makan makanan dari luar. Akhirnya aku ingin pergi keluar rumah.

Sebelum berangkat aku disuruh bunda untuk memakai masker. Sebenarnya sih aku tidak suka sangat dengan masker. Kalau aku pakai masker, aku jadi nggak enak bernapas. Gara gara corona aku jadi gini deh. Tapi ini semua untuk mendapat kan sesuap nasi. Hahahh. Kemudian aku pergi keluar rumah menggunakan masker. Saat tiba di jalan raya, aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Hanya ada satu orang yang berjualan. Dia seorang ibu ibu. Ibu itu berjualan nasi uduk. Aku pun menghampirinya. Aku memesan nasi uduk dengan lauk telur dadar. Warung ini adalah langgananku. Ibu itu mengajakku mengobrol. Setelah lama mengobrol, ternyata ibu ini akan pulang saat maghrib. Ibu itu seharusnya pulang sore. Tetapi karena wabah ini, penghasilan ibu itu menurun. Setelah selesai, aku membawa pulang nasi uduk. Aku tidak boleh memakannya di sana.

Kata ibu “sendok, garpu, dan piringnya telah digunakan oleh banyak orang sebelum kita” begitu.

Aku pun pulang dan langsung makan bersama bunda. Nasinya banyak sekali sampai satu bungkus dimakan dua orang langsung kekenyangan. Mungkin karena warung ibu itu sepi, jadi banyak yang di berikan kepada aku. Setelah selesai makan siang, aku langsung menuju kamar. Aku bosaaan sekalii. Apa yang harus aku lakukan? hmmmmmm Aha! Bagaimana kalau aku menelpon lia? Oke!

“Liaaa!! aku harus ngapain di dalam rumah yang membosankan iniii??”

“Faniiii!! aku juga bosen nih! Gimana kalau aku kerumah mu? Kan kita tetanggaan tuh! Nah gimana? Kamu mau nggak?”

“Aku siih mau aja. Tapi.... emang kamu boleh keluar rumah?”

“Boleh kok! Kitakan cuma berjarak satu rumah dari sini”

Aku pun menunggu lia. Satu jam kemudian lia baru datang. Aku dan lia masuk ke kamarku. Kita pun mengobrol hingga kami bosan. Akhirnya aku memberi ide. Yaitu kita membuat mainan kulkas mainan untuk bonekaku. Yang terbuat dari kardus.  Aku membutuhkan gunting, penggaris, pensil, double tape, dan kardus tentunya.

“Lia. Ayo kita tandai pintunya dulu! Terus kita gunting tapi jangan bentuk persegi ya? Nanti nggak jadi pintu dong”

“iya iyaa”

setelah kami menggunting kardus itu, kami menumpuk kardus itu menjadi lurus dan tinggi. Setelah jadi, hasilnya jadi seperti lemari. Hahah.

“waah! Lemari baru! Kok kalian tau aja kalau bunda butuh lemari tambahan! Makasih loh ya sudah dibuatin!” kata bunda yang kebetulan sedang lewat.

“eeeeh bun. Sebenernya ini tuh..”kataku terpotong. Tangan lia menutupi mulutku.

“eh. Ehehe iya tante. Ini! Tante pakai aja!” kata lia pada bunda. Sambil mengodeku untuk tetap diam.

“waaah terimakasih ya!” kata bunda dengan gembira.

Sementara ituu...

“apasih! Jangan nutup mulutku! Kamu kenapa? Itukan buat mainan?”bisikku pada lia.

“ish! Kamu nggak liat? Bunda kamu seneng tuh! Lagi pula kan itu kebesaran buat mainan!”balas lia dengan berbisik.

“tapi kan..”

“shhh udah! Ikhlasin aja! Lagipulakan itu nanti akan lebih berguna dibanding buat mainan”

“iya juga sih ya? Yaudah deh”

Setelah itu mereka membawanya keluar. Kemudian kami pun mencuci tangan kami. Dan Lia menjelaskan cara mencuci tangan yang benar. Hari telah sore, Lia pun pulang ke rumahnya. Keesokan harinya dia bermain di rumah ku lagi. Kita memikirkan apa yang harus kita lakukan sekarang. Aku pun mempunyai ide untuk membuat rumah rumahan dari stik es krim. Kami berencana untuk membeli stik es krim di sebuah toko di dekat rumahku. Kami berjalan jalan menggunakan masker. Setelah membeli, kami mencuci tangan.

Lalu kita pun membuat dinding rumah itu. Ternyata ditengah pembuatan, kami menyadari bahwa stik es krim akan kurang jika kami membuat rumah tingkat. Akhirnya kami membuat rumah biasa saja. Dan itu ternyata menjadi rumah burung hahaha. Kami membuatnya hingga sore hari. Lia pun pulang. Malam harinya aku bermain laptop seperti biasa.

 Lalu aku dipanggil bunda untuk minum jamu sebelum tidur. Tanggal 28 adalah sabtu. Aku terkejut saat mendengar berita bahwa liburku diperpanjang. Aku harus mengikuti ujian di rumah. Dari tanggal 30 Maret – 4 April aku lewati dengan berbagai ujian. Untuk menyambut akhir dari ujianku adalah aku mengajak lia ke rumahku. Aku mengajaknya membuat roti bolu. Tapii kita berdua tidak tahu cara membuatnya.kami pun menyiapkan bahan bahan, seperti tepung, telur, gula, mentega, dan banyak lagi. Sejujurnya aku juga tidak tahu bagaimana bunda memasaknya. Dan akhirnya aku memanggil bunda.

bunda mengajari aku dan lia cara membuat kue. Caranyaaa.... aduk gula dan telur hingga mengembang.  Masukkan tepung lalu aduk rata. Setelah rata, masukkan mentega cair pada adonan. Sebelum di masukkan loyang, beri mentega pada sisi loyang agar tidak lengket setelah matang. Kemudian masukkan loyang yang berisi adonan ke dalam kukusan. Sekarang tinggal tunggu lima belas menit deh! Gampang kan?

Rasa kuenya enak sekali. Setelah hangat lia langsung mencicipinya. Katanya dia akan coba di rumah kapan kapan. Pada malam harinya ada hal buruk terjadi. Yaitu liburku diperpanjang lagi! Aku ingin bertemu teman teman di kelas lagi. Pada awalnya aku gembira. Tapi... aku merasa menjadi sedih. Aku tidak bisa melihat kekonyolan teman teman ku di sekolah. Bikin kesel, bikin sedih, bikin marah, bikin capek. Itu lah kehidupan persekolahan. Saat aku sekolah... aku ingin libur. Saat aku libur.... aku ingin sekolah. Aku seperti orang yang tidak pernah bersyukur. sekarang, gara gara virus corona, aku tidak bisa menikmati bulan puasa seperti biasa. Aku tidak bisa berhari raya bersama keluarga besarku. Aku sedih aku tidak bisa berhari raya keluar rumah. Tahun kemaren aku tidak bisa kemana mana karena ada keluargaku yang menginap di rumah. Tapi aku masih dengan keluarga besarku. Sekarang tidak sama sekali. Aku masih bersyukur karena keluargaku tidak ada yang terjangkit virus mematikan itu. Aku sangat bersyukur. Allah masih menjaga kita semua. Keesokan harinya aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Semoga wabah ini segera berakhir. Semoga aku masih bisa bertemu teman temanku untuk yang terakhir kalinya sebelum aku berpisah dengan mereka. Karena aku akan memasuki SMP. TAMAT

  teman teman! Marilah kita menjaga kesehatan diri agar tidak terjangkit virus yang berbahaya. Dan kita harus selalu bersyukur dalam segala kondisi, karena tanpa kita sadari, Allah telah memberi banyak kenikmatan pada kita. Seperti kesehatan, waktu luang, anggota tubuh yang lengkap, memiliki kecerdasan, dan lain sebagainya. Jadi... TETAP SEMANGAT MENCEGAH COVID 19!

 

  

Nama Lengkap: Amirotul Mujahidahidah

Kelas: 6B

Umur: 12 tahun

Nama orang tua: M. Taufiq Al Fajar dan Pratiwi Dwi Rahayu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung di blog saya, semoga bermanfaat. Jangan lupa komen ya